Pengetahuan, seperti tanah dan udara.

Pengetahuan ­­­­­­­­­­­merupakan commons—sumber daya kolektif yang dapat diakses secara merdeka, demi membangun kesadaran dan otonomi, berbasis solidaritas. Akan tetapi, dalam sistem kapitalis, pengetahuan terkungkung oleh pengelolaan properti intelektual, sistem akses berbayar, dan pengendalian korporasi. Pembajakan—penyaluran pengetahuan tanpa izin pemegang hak—hadir sebagai kehendak perlawanan terhadap enklosur ini.

Enklosur sebagai konsep yang secara historis berkenaan pada pengambilalihan tanah komunal, dimultiplikasikan di abad digital ini melalui hadirnya properti intelektual. Dalam The Conquest of Bread, Peter Kropotkin menegaskan; pengetahuan, seperti tanah dan udara, merupakan warisan kolektif umat manusia, bukan milik pribadi atau dapat diusahakan. Properti intelektual adalah instrumen kapitalis yang berupaya untuk menguasai akses—akibatnya pengetahuan ‘commons’ berubah menjadi komoditas.  

Properti intelektual memperjelas ketimpangan dengan menghalangi redistribusi pengetahuan ke berbagai komunitas, terutama kelompok yang termarjinalkan. Seperti pustaka berbayar yang meraup keuntungan dari kerja para peneliti dan peer review, sementara banyak orang mengalami kesulitan untuk mengaksesnya.

Pembajakan adalah bentuk tindakan langsung—strategi meruntuhkan struktur opresif tanpa mediasi negara. Pembongkaran terhadap sistem akses berbayar adalah tugas moral, informasi merupakan kekuatan, dan seperti yang sama-sama kita ketahui, semua kekuatan memancing pihak-pihak yang berterus terang ingin menguasainya. Melawan melalui praksis. Alexandra Elbakyan, pendiri Sci-Hub menyebut proses penyediaan akses terhadap teks ilmiah secara cuma-cuma merupakan bentuk perlawanan terhadap ketidaksetaraan informasi.

Logika kerugian ekonomis bagi kreator yang seringkali dipermasalahkan melalui kacamata kapitalis terhadap pembajakan, jelas-jelas harus dimentahkan dari ruang berpikir—pengetahuan hanya bagi beberapa orang yang cukup, serta mampu mengaksesnya. Di bawah kapitalismelah justru kreator menjadi abdi yang diperdaya oleh penerbit dan platform. Pembajakan justru mengembalikan pemahaman dan pengetahuan ke berbagai arah di tengah beragam kelompok, sembari membuka ruang terhadap berbagai bentuk model alternatif yang perlu dieksplorasi secara terus-menerus.

Pembajakan hanyalah sekadar taktik dari berbagai upaya dalam perang melawan enklosur pengetahuan, sampai tercapainya masyarakat tanpa properti intelektual. Sistem ekonomi alternatif selalu mungkin tercapai—seperti perpustakaan komunitas atau repositori sumber terbuka.

Pembajakan sumber pengetahuan bukanlah pelanggaran hukum, melainkan sabotase terhadap sistem kapitalisme yang merampas dan membatasi kehendak, serta kebebasan. Jika Ilmu pengetahuan terpenjara, hal tersebut tentu menjadi sebuah bentuk kegagalan sistem, terutama pendidikan—yang mengekang kebebasan masyarakat terhadap sumber-sumber ilmu pengetahuan.

Kita harus membajak, membagikan, dan membangun sumber prasarana pengetahuan yang terbebas—sampai semua sistem akses berbayar runtuh. Rampas semua hal yang dapat menambah narasi berkehendak. Bebaslah.