Zéro de conduite (1933) – Jean Vigo, Merupakan Mahakarya yang lahir dari sikap dingin Vigo memandang Otoritas, Negara yang menindas. Karya ini adalah salah satu peninggalan penting dalam Sinema Anarkis dengan Realisme Puitisnya. Zéro de conduite membawa kita melihat pemberontakan para siswa di asrama terhadap aturan – aturan yang mengekang mereka.
Film ini sempat dilarang di Prancis karena Kritiknya yang subversif terhadap kekuasaan Institusional, Setelah perang dunia kedua usai, Film ini mendapatkan lebih banyak perhatian dan pujian. Zéro de conduite menggabungkan surealisme, elemen autobiografi, dan alegori politik.
Struktur Naratif
Vigo membawa kita pada Narasi Non–Linear yang mewujudkan konsep Permainan yang tidak memiliki struktur – Permainan yang muncul secara spontan dan menekankan aspek kekacauan yang pada akhirnya berakhir Manis, dengan rangkaian adegan episodik melalui pemberontakan para siswa. Kita dibawa untuk melihat persekongkolan para siswa untuk melakukan kudeta dan mengacaukan upacara peringatan, hal ini mencerminkan energi para siswa yang tidak terarah dan terfragmentasi. Vigo dalam Zéro de conduite lebih mementingkan suasana dibanding kausalitas dalam narasi episodik yang dibuatnya. Kekacauan di asrama, serta adegan perang bantal menjadi petanda Permainan yang mengacaukan aturan – aturan yang otoriter, ditambah iring – iringan seperti sebuah parade pembangkangan menegaskan sikap Vigo terhadap Sekolah yang mengekang. Vigo mempertahankan sentimennya di Film À propos de Nice (1930) dalam menggambarkan para guru di Zéro de conduite, Vigo mendeskripsikan mereka dengan Penuh Keanehan (grotesque). Hal itu mempertegas sikap Vigo terhadap Institusi Sekolah yang memperlakukan para siswa dengan tidak adil, dengan itu pula Vigo semakin memperjelas perlawanannya dalam membenturkan aturan dengan Anarki Kreatif.
Surealisme dan Kebebasan Tubuh
Vigo menawarkan gaya visual yang menggabungkan realisme puitis dengan sentuhan surealisme Buñuel. Adegan seperti perang bantal diambil dalam gerakan lambat, menciptakan kekacauan akibat bulu – bulu yang beterbangan bak salju, mengubah asrama menjadi lanskap mimpi. Tampaknya Vigo mencoba untuk Mensubversi Realisme Bazin dengan tidak sekedar menggambarkan realitas sebagai Hanya terlihat di Layar, Vigo menyempurnakannya dengan sudut miring dan pengambilan gambar yang dinamis untuk menyatakan subjektivitas para siswa. Mise-en-scène yang kontras antara sekolah yang menindas lewat koridor suram dan kekakuan peraturan dengan aksi Grotesque guru serta Ketelanjangan menegaskan pembebasan tubuh sebagai aksi politis. Perbandingan dengan L’Atalante, Vigo mengungkapkan ketertarikan berkelanjutan pada gerakan yang cair dan Lirisisme Anti Kemapanan.
Manifesto Anarkis tentang Otonomi, Solidaritas, dan Pembebasan dari Hierarki
Zéro de conduite merupakan manifesto visceral tentang perlawanan Anarkis yang diwujudkan melalui karakter yang diperankan Gérard de Bédarieux (Tabard), yang menekankan otonomi individu, peran timbal balik, dan pembongkaran hierarki pengendalian. Vigo menggambarkan Tabard sebagai penolakan terhadap dominasi institusional dan kolektivitas spontan atas hidup.
Vigo menawarkan pemahaman Anarkis yang tercermin lewat solidaritas para siswa yang organik, menekankan respons kolektif dalam pemberontakan mereka terhadap tirani sekolah. Tabard menjadi katalis bagi pemberontakan kelompok, misalnya saat apel pagi. Tabard yang berdasarkan Vigo sendiri menjadi poros emosional pembangkangan dan menginspirasi, melakukan pembebasan diri terhadap dominasi institusi. Aksi iring – iringan para siswa setelah perang bantal merupakan ledakan energi yang kacau namun harmonis, aturan diganti menjadi kegembiraan bersama.
Kepala sekolah dan Guru melambangkan aparatur negara yang Vigo kritik sebagai Racun Otoriter. Selain itu, Vigo mendeskripsikan negara yang terobsesi atas kontrol dan pengawasan lewat Kepala sekolah dan Guru. Adegan Caussat, Colin, Bruel, dan Tabard saat berada di atas atap Vigo ungkapkan sebagai Pembebasan dari hierarki dan ditetapkannya zona otonom, serta sebagai simbol hancurnya sistem yang mengekang.
Perlawanan terhadap Otonomi Institusional
Lewat Psikososial, Vigo menyalurkan hasrat Instingtual para siswa melawan Moral Aparatur sekolah. Tahapan Psikososial juga memberikan latar belakang perlawanan para siswa terhadap otonomi. Adegan perang bantal sebagai pelepasan katarsis dari energi yang tertindas, sikap yang dimiliki Tabard sehingga memunculkan kecurigaan teman – temannya juga berasal dari kecemasannya, serta adegan mimpi di dalam Film menandakan eskapisme, tempat perlindungan psikologis dari trauma institusional.
Kebebasan Eksistensial
Perayaan kekacauan yang digambarkan Vigo selaras dengan Etos Dionysian Nietzsche, yang mengutamakan kreativitas daripada kepatuhan. Pemberontakan para siswa mencerminkan gagasan eksistensialis tentang keaslian melawan itikad buruk. Adegan akhir saat Caussat, Colin, Bruel, dan Tabard merebut atap sekolah, melambangkan kebebasan eksistensial, menolak determinisme sosial.
Jean Vigo sebagai Auteur selalu memiliki sikap atas karya – karya yang pernah dibuatnya, menjadikannya salah satu pengaruh besar bagi French New Wave Cinema. Di akhir hidupnya yang masih sangat muda, Vigo memberikan pandangan yang lebih luas terhadap Realisme Puitis yang kemudian banyak mempengaruhi karya – karya dari Sutradara setelah Masanya.
Vigo juga kemudian mempengaruhi Truffaut dalam membuat The 400 Blows, Truffaut melihat Zéro de conduite sebagai karya yang memiliki aspek eksperimental, dengan banyak ide yang terintegrasi ke dalam skenario secara berani “Let’s try it and see what happens”.
